
Suara Banjarnegara:Â Â Dampak adanya sapi yang positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) serta penutupan seluruh pasar hewan yang ada di Kabupaten Banjarnegara, mulai berdampak pada pedagang daging sapi di pasar kota Banjarnegara.
Haryati / salah satu penjual daging sapi di pasar kota Banjarnegara mengaku, saat ini para pedagang daging sapi di Banjarnegara mulai kesulitan mencari sapi untuk dipotong. “Sejak pasar hewan di tutup sementara, para pedagang daging sapi kini mulai kesulitan mendapatkan bahan baku,â€katanya Selasa (18/5/2022) pagi.
Dia mengatakan, jika dalam satu hari ia biasanya memotong dua sampai tiga ekor sapi  saat ini hanya satu ekor sapi saja yang dipotong. “Ya itu, karena stok sapi yang terbatas karena ditutupnya pasar hewan, jadi saat ini kita paling banter hanya bisa memotong satu ekor sapi saja, itupun tidak langsung habis dalamsehari,†ungkapnya.
Menurutnya, selain stok sapi terbatas di pasaran, harga daging sapi juga masih tinggi.   Saat ini harga daging sapi di pasar tradisional masih berkisar 150 ribu rupiah per kilogramnya. “Dampak adanya sapi yang terjangkit PMK di Banjarnegara, juga membuat jumlah pembeli menurun hingga 70 persen, masyarakat takut mau beli daging sapi,â€lanjutnya.
Sementara itu, Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin meminta warga tidak perlu khawatir berlebihan dengan adanya penyakit mulut dan kuku  pada ternak. Ia menyebut, daging hewan yang terjangkit PMK masih aman dikonsumsi. Sapi yang terkena PMK dagingnya masih bisa di konsumsi, Kecuali bagian tulang, kulit, jeroan dan daging di area mulut sapi,â€ungkapnya. Pihaknya juga terus berupaya melakukan pengobatan pada sapi yang terkena PMK dan pencegahan keluar masuknya sapi, guna meminimalisir penyebaran PMK. (jk)
