
Kabupaten Banjarnegara dalam kancah sejarah sudah terbukti memiliki kisah bela negara, dan turut andil dalam lahirnya Pancasila. Harapannya hal itu menjadi modal dalam menghadapi tantangan masa depan.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Yayasan Sahabat Muda Indonesia dan Masyarakat Sejarawan Indonesia Banjarnegara Heni Purwono dalam kegiatan Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (19/2/2022). Kegiatan yang diikuti puluhan peserta di Sekretariat Rumah Keluarga Indonesia itu juga menghadirkan Ketua Komisi 1 DPRD Banjarnegara Pujo Hardiansyah.
Heni mengungkapkan, di tahun 1774, Mangunyudha Seda Loji membuktikan diri rela gugur di benteng VOC di Kartosuro demi berupaya mengusir penjajah. Berikutnya pada era Perang Diponegoro, laskar Banjarnegara juga menjadi pendukung Pangeran Diponegoro. “Bupati Soemitro Kolopaking Poerbonegoro juga aktif di pergerakan nasional, menjadi bupati tiga zaman dan membidani Pancasila karena beliau anggota BPUPKI. Itu modal masa lalu untuk bekal masa depan kita sebagai sebuah etos bangsa petarung” jelas Heni.
Sementara itu Pujo Hardiansyah menganggap nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, utamanya gotong royong semakin memudar. “Kita menjadi bangsa yang besar karena bersatu. Karenanya kita mestinya bisa belajar dari sejarah bagaimana kita bisa bersatu” ujar Pujo. Kepala Bakesbangpol Kabupaten Banjarnegara Teguh Handoko mengungkapkan salah satu tantangan masa depan adalah intoleransi dan radikalisme. Ia mengingatkan agar di era keterbukaan informasi seperti ini harus senantiasa waspada. “Wawasan kebangsaan menjadi penting dipahami seluruh warga, sehingga persatuan bangsa di atas segalanya. Boleh saling berkompetisi, namun jangan memecah belah persatuan bangsa” tandas Teguh.
