Siswa generasi Z saat ini lebih menyukai media pembelajaran berbasis visual ketimbang verbal. Hal tersebut diungkapkan oleh dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang (Unnes) Tsabit Azinar Ahmad ketika memberikan materi dalam Pelatihan Daring Program Organisasi Penggerak (POP) kerjasama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek dengan Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI), Sabtu (16/10/2021).


“90 persen informasi yang menuju otak anak akan optimal dengan media visual. Karenanya, sangat penting bagi bapak ibu guru untuk dapat membuat media belajar visual” jelas Tsabit. Selain media visual, tambah Tsabit, juga saat ini para guru hendaknya bisa memanfaatkan media digital. “Saya pikir program POP ini sangat baik karena membekali peserta dengan kemampuan teknis pembuatan media pembelajaran berbasis audiovisual. Para guru yang ikut pelatihan ini sangat luar biasa, karena mereka memiliki kemauan yang kuat untuk terus menerus belajar. Apa lagi nanti dengan pelatih yang ahli, saya yakin dapat meningkatkan kualitas pembelajaran untuk siswa” tandasnya.


Dalam pelatihan ini, 60 guru peserta dilatih teori dan praktik membuat media visual secara daring, sehingga nantinya dapat dipakai untuk pembelajaran siswa, baik di era pembelajaran daring maupun luring.