Nasi tumpeng atau yang dikenal sebagai ‘tumpeng’ merupakan salah satu warisan budaya nusantara yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut; sehingga disebut ‘nasi tumpeng’. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi kuning, meskipun kerap juga menggunakan nasi putih biasa atau nasi uduk.

Nasi tumpeng biasanya dimasak pada saat acara selamatan, perayaan tradisi atau HUT kemerdekaan RI, tetapi bisa juga ditemukan di ajang kompetisi memasak ataupun sebagai penilaian ujian praktik prakarya di sekolah. Belum lama ini siswa kelas VIII SMPN 1 Bawang melaksanakan praktik mata pelajaran Prakarya dengan menyajikan “Nasi Tumpeng dan Jus” yang diadakan sejak Kamis (17/3) hingga Kamis (31/3).

Kegiatan ini berlangsung selama dua jam pelajaran atau durasi 80 menit. Peserta praktik Prakarya merupakan seluruh siswa kelas VIII yaitu kelas VIII A sampai VIII H. Setiap kelas dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok menyajikan 1 buah tumpeng dan 1 teko jus/es buah sebagai minuman penyegar. Tema yang diangkat pada praktik ini adalah Olahan Serealia Menjadi Makanan Khas Nusantara. Sedangkan penilaian ujian praktik ini terdiri dari: rasa, komposisi, kreatifitas, kebersihan, dan ketepatan waktu.

Penilaian dilakukan oleh Ibu Murdiyah selaku guru prakarya. “Saya amati dengan cermat kegiatan mereka selama mengikuti praktik ini. Jangan sampai ada keteledoran atau kecerobohan yang bisa berakibat merugikan semuanya, ” ungkapnya. Lebih lanjut Murdiati mengatakan kegiatan praktik memasak dan menata makanan ini rutin dilakukan setiap tahunnya. “Pada kegiatan ini diharapkan para siswa dapat menerapkan bagaimana membuat menu masakan sehat dan cara menyajikannya,” imbuhnya. Kepala SMP Negeri 1 Bawang, Fransiska Yulianti Parera, mengatakan dengan adanya praktik prakarya tersebut secara tidak langsung telah membekali siswa agar terbangun jiwa mandiri, bergotong royong, dan kreatif sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat pada profil pelajar Pancasila. “Dengan memiliki keterampilan dasar memasak dan menata dapur mulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya merebus air, menanak nasi, dan menggoreng, para siswa belajar mandiri, ” paparnya.

Menurutnya saat mengamati kegiatan praktik tersebut diungkapkan bahwa kerja sama siswa kelas VIII sangat luar biasa. “Semua siswa terlibat aktif dalam pembagian tugas, baik itu saat meracik dan menyajikannya,” ungkapnya. Selain nasi tumpeng yang disajikan mereka juga membuat minuman penyegar sebagai pendamping tumpeng. Hal itu memacu semangat mereka untuk bisa mewujudkannya. “Sungguh ini menyenangkan dan menantang kami untuk bisa membuatnya,” ungkap Zairin Asyifa Ramadani, siswa kelas VIII D. Kegiatan praktik itu juga mencetak mereka agar terampil dalam memasak baik siswa perempuan maupun siswa laki-laki. Khusus untuk siswa perempuan pada dasarnya akan menjadi ibu rumah tangga sehingga mau tidak mau harus bisa memasak dan mempunyai keterampilan memasak. Sedangkan bagi siswa laki-laki dengan adanya keahlian dan keterampilan memasak, mereka kelak diharapkan mampu membuka peluang usaha dan berwirausaha dalam bidang kuliner nantinya. (Tj).