
Wacana perubahan logo Banjarnegara pasca perubahan Hari Jadi semakin kencang. Di sosial media, bahkan warganet terbagi menjadi pro dan kontra. Sementara itu, Pansus DPRD Banjarnegara terus menggelar rapat. Senin (27/9/2021) Pansus mengundang mantan wakil Bupati Banjarnegara Soehardjo, Direktur Politeknik Banjarnegara Tuswadi juga seniman dan budayawan Drajat Nurangkoso. Adapun mantan Wakil Bupati Hadi Supeno, Sekda Indarto dan Plh Bupati Syamsudin yang diundang, berhalangan hadir.
Dalam pandangannya, Soehardjo dan Tuswadi sependapat agar logo tidak diubah, kecuali candra sengkala “wani memetri rahayuning praja” agar disesuaikan dengan tahun hari jadi baru 1571. “Logo itu dibuat ketika saya masih usia sekitar 10 tahun. Lewat sayembara, dan prosesnya panjang, satu tahunan. Dan juga mengalami perubahan di tahun 1980 an, ditambahi candra sengkala” jelas Soehardjo.
Senada dengan hal itu, Tuswadi mengungkapkan logo Banjarnegara tidak perlu diubah karena sudah mewakili jiwa bangsa. “Logo yang lama banyak memuat unsur Pancasila. Juga dibuat oleh orang-orang yang tidak diragukan lagi kesalihan dan perjuangannya untuk bangsa ini. Juga saya sudah perkenalkan logo Banjarnegara di forum-forum internasional yang saya ikuti†jelas Tuswadi. Kepala Seksi Budaya dan Tradisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Yelly Harmoko mengungkapkan pihaknya sepakat dengan perubahan logo. “Logo yang beredar di sosial media sebagai draft, kami sangat sepakat karena ada unsur candi Arjuna sebagai land mark Dieng. Secara politis, ini akan memperkuat pengakuan bahwa Dieng, gugusan percandian adalah milik Banjarnegara†ujar Yelly. Ia juga menambahkan, logo baru mustinya menampilkan masterpiece atau karya besar leluhur yang tak lekang oleh zaman.
Sementara itu Dhimas Ferdhianto dari Komunitas Cagar Budaya Banjarnegara selaku penggagas draft logo baru mengungkapkan, pihaknya menekankan unsur filosofis dan historis dalam pembuatan logo. “Di sosial media ribut tentang usulan logo baru, tanpa tahu makna filosofi dan historisnya. Padahal kita berusaha memasukan unsur candi Arjuna sebagai sebuah mahakarya. Bukan tujuan mewakili agama tertentu.Di sana juga ada keris, yang tadinya kita pakai Kyai Nogo Siluman, rencana kita ubah menjadi keris tanpa luk, yang melambangkan kepahlawanan Mangunyudha Seda Loji yang ketika berperang menggunakan keris tanpa luk. Logo lama juga ada kelemahan, di sana ada gambar bangunan sivon buatan Belanda di bagian bawah gambar pohon beringin, yang sekarang sudah terendam oleh PLTA Mrica†jelas Dhimas.
Adapun Drajat Nurangkoso dari dewan Kesenian Banjarnegara mengungkapkan, secara estetis ia lebih cenderung sepakat dengan logo baru. Ketua Pansus DPRD Kabupaten Banjarnegara Agus Junaidi dalam simpulan rapat mengungkapkan seluruh aspirasi masyarakat akan ditampung untuk kemudian dirapatkan dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten Banjarnegara.
